Di zaman Petrus, Klewang Sudah Disekolahkan dan Dikarungi
Rakyat Indonesia kini dibuat terperangah oleh aksi Klewang (57). Dia dikenal sebagai raja geng motor brutal di Pekanbaru.
Aksi-aksi kriminal yang dilakukan Klewang dan kelompoknya sangat meresahkan. Dia merampok, merusak, memukuli orang tidak bersalah. Gilanya lagi, Klewang pernah memerkosa gadis ABG. Seolah-olah menunjukkan kebiadabannya, gadis ini diperkosa di depan ratusan anak buah geng motornya.
Tindakan Klewang di dalam kelompok pun semena-mena. Anggota-anggota wanita geng motor wajib melayani napsu bejat kakek ini.
Mardirianto alias Klewang, mengendalikan ratusan anak-anak remaja dan pelajar berusia 15-16 tahun sebagai geng motor. Kakek tua berwajah garang dan seram ini terkenal kejam dan beringas. Bahkan juga dikenal memiliki ilmu kebal.
Dirinya yang mendoktrin agar anak-anak remaja yang menjadi anggota geng motor untuk bertindak brutal, merusak, merampas dan menganiaya korbannya, serta agar tidak takut dengan petugas polisi yang menangkap mereka.
Awal tahun 1980an, banyak preman berkelakuan seperti Klewang. Mereka berani merampok, memperkosa atau membuat onar di jalan. Para preman ini menguasai pasar, terminal dan jalan raya. Kelakuan mereka membuat rakyat ketakutan.
Maka Presiden Soeharto punya cara khusus membantai para preman yang meresahkan itu. Dalam komando tidak resmi, aparat keamanan bergerak menghabisi para preman.
Mereka menculik preman, kemudian dibunuh dengan cara ditembak atau dijerat tali. Jenazahnya dimasukan karung dan dibuang di keramaian. Para eksekutor ini diberi nama penembak misterius atau petrus. Mendengar namanya saja, para preman bergidik ngeri. Mereka lari tunggang langgang supaya tak dibunuh.
Soeharto mengakui memang petrus dibuat untuk menebar teror pada preman. Dia kesal melihat aksi kejahatan merajalela. Bahkan para penjahat ini berani memperkosa istri di depan suaminya.
"Itu sudah keterlaluan! Apa hal itu mau didiamkan saja? Dengan sendirinya kita harus mengadakan treatment, tindakan tegas. Tindakan tegas bagaimana? Ya, harus dengan kekerasan. Tetapi kekerasan itu bukan lantas dengan tembakan, dor! dor! begitu saja. Bukan! Tetapi yang melawan ya, mau tidak mau ditembak. Karena melawan, maka mereka ditembak," kata Soeharto dalam buku biografinya yang ditulis Ramadhan KH dan G Dwipayana.
Lalu untuk shock theraphy, sengaja mayatnya dibuang di keramaian agar jadi tontonan dan membuat preman lain keder.
"Supaya orang banyak mengerti bahwa terhadap perbuatan jahat masih ada yang bisa bertindak dan mengatasinya. Tindakan ini dilakukan supaya bisa menumpas semua kejahatan yang sudah melampaui batas kemanusiaan itu," beber Soeharto.
Petrus terbukti efektif meredakan kejahatan para preman itu. Dalam sebuah survei, walau melanggar hukum, mayoritas masyarakat mendukung sepak terjang penembak misterius.
Jika hidup di zaman Petrus, tentu Klewang sudah ditembak dan dimasukkan karung.
Komnas HAM mencatat ada 2.000 korban selama petrus gentayangan. Sumber lain menyebut korban petrus mencapai 10.000 orang. Tahun 2012, Komnas HAM menyimpulkan petrus adalah pelanggaran HAM berat.
Aksi-aksi kriminal yang dilakukan Klewang dan kelompoknya sangat meresahkan. Dia merampok, merusak, memukuli orang tidak bersalah. Gilanya lagi, Klewang pernah memerkosa gadis ABG. Seolah-olah menunjukkan kebiadabannya, gadis ini diperkosa di depan ratusan anak buah geng motornya.
Tindakan Klewang di dalam kelompok pun semena-mena. Anggota-anggota wanita geng motor wajib melayani napsu bejat kakek ini.
Mardirianto alias Klewang, mengendalikan ratusan anak-anak remaja dan pelajar berusia 15-16 tahun sebagai geng motor. Kakek tua berwajah garang dan seram ini terkenal kejam dan beringas. Bahkan juga dikenal memiliki ilmu kebal.
Dirinya yang mendoktrin agar anak-anak remaja yang menjadi anggota geng motor untuk bertindak brutal, merusak, merampas dan menganiaya korbannya, serta agar tidak takut dengan petugas polisi yang menangkap mereka.
Awal tahun 1980an, banyak preman berkelakuan seperti Klewang. Mereka berani merampok, memperkosa atau membuat onar di jalan. Para preman ini menguasai pasar, terminal dan jalan raya. Kelakuan mereka membuat rakyat ketakutan.
Maka Presiden Soeharto punya cara khusus membantai para preman yang meresahkan itu. Dalam komando tidak resmi, aparat keamanan bergerak menghabisi para preman.
Mereka menculik preman, kemudian dibunuh dengan cara ditembak atau dijerat tali. Jenazahnya dimasukan karung dan dibuang di keramaian. Para eksekutor ini diberi nama penembak misterius atau petrus. Mendengar namanya saja, para preman bergidik ngeri. Mereka lari tunggang langgang supaya tak dibunuh.
Soeharto mengakui memang petrus dibuat untuk menebar teror pada preman. Dia kesal melihat aksi kejahatan merajalela. Bahkan para penjahat ini berani memperkosa istri di depan suaminya.
"Itu sudah keterlaluan! Apa hal itu mau didiamkan saja? Dengan sendirinya kita harus mengadakan treatment, tindakan tegas. Tindakan tegas bagaimana? Ya, harus dengan kekerasan. Tetapi kekerasan itu bukan lantas dengan tembakan, dor! dor! begitu saja. Bukan! Tetapi yang melawan ya, mau tidak mau ditembak. Karena melawan, maka mereka ditembak," kata Soeharto dalam buku biografinya yang ditulis Ramadhan KH dan G Dwipayana.
Lalu untuk shock theraphy, sengaja mayatnya dibuang di keramaian agar jadi tontonan dan membuat preman lain keder.
"Supaya orang banyak mengerti bahwa terhadap perbuatan jahat masih ada yang bisa bertindak dan mengatasinya. Tindakan ini dilakukan supaya bisa menumpas semua kejahatan yang sudah melampaui batas kemanusiaan itu," beber Soeharto.
Petrus terbukti efektif meredakan kejahatan para preman itu. Dalam sebuah survei, walau melanggar hukum, mayoritas masyarakat mendukung sepak terjang penembak misterius.
Jika hidup di zaman Petrus, tentu Klewang sudah ditembak dan dimasukkan karung.
Komnas HAM mencatat ada 2.000 korban selama petrus gentayangan. Sumber lain menyebut korban petrus mencapai 10.000 orang. Tahun 2012, Komnas HAM menyimpulkan petrus adalah pelanggaran HAM berat.
Tidak ada komentar:
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.